jump to navigation

Energi Tarian Gelombang Laut September 28, 2007

Posted by agusdd in energi, science.
trackback

Buoy menjadi salah satu alat pemanen energi gelombang laut


Peneliti Universitas Oregon mempublikasikan temuan teknologi terbarunya yang diberinama Permanent Magnet Linear Buoy. Diberinama buoy karena memang pada prinsip dasarnya teknologi terbaru tersebut dipasang untuk memanfaatkan gelombang laut di permukaan. Berbeda dengan buoy yang digunakan untuk mendeteksi gelombang laut yang menyimpan potensi tsunami.

Peneliti Oregon menjelaskan prinsip dasar buoy penghasil listrik tersebut yaitu dengan mengapungkannya dipermukaan. Gelombang laut yang terus mengalun dan berirama bolak-balik dalam buoy ini akan diubah menjadi gerakan harmonis listrik.

Sekilas bila dilihat dari bentuknya, buoy ini mirip dengan dinamo sepeda. Bentuknya silindris dengan perangkat penghasil listrik pada bagian dalamnya. Buoy di apungkan di permukaan laut dengan posisi sebagian tenggelam dan sebagian lagi mengapung.

Kuncinya, terdapat pada perangkat elektrik yang berupa koil (kuparan yang mengelilingi batang magnet di dalam buoy). Saat ombak mencapai pelampung, maka pelampung tersebut akan bergerak naik dan turun secara relatif terhadap batang magnet sehingga bisa menimbukan beda potensial dan listrik dibangkitkan. ”Tentu saja agar dapat bergerak koil tersebut ditempelkan pada pelampung yang dikaitkan ke dasar laut,” kata Annette von Jouanne, teknisi dari Oregon State University (OSU).

Jouanne menuturkan dalam percobaan sistem ini diletakkan kurang lebih satu atau dua mil laut dari pantai. Kondisi ombak yang cukup kuat danmengayun dengan gelombang yang lebih besar akan menghasilkan listrik dengan tegangan yang lebih tinggi. Berdasarkan hasil penelitian Universitas Oregon, setiap pelampung mampu menghasilkan daya sebesar 250 kilowatt.

”Ada beberapa pilihan untuk menghasilkan daya tersebut,” ujar Jouanne. Penjelasan diatas menggunakan teknik koil yang bergerak naik turun, tetapi bisa juga dengan teknik batang magnet yang bergerak naik turun. Pilihan kedua dengan menggunakan pelampung, penempatan koil dan batang magnet bisa juga ditempatkan didasar atau dipermukaan laut.

Jouanne menuturkan teknologi yang ditawarkannya tersebut memiliki banyak keuntungan dibandingkan dengan teknologi laut. ”Ketersediaan teknologi ini mencapai 90 persen dan kerapatan energi yang dihasilkannya lebih tinggi,” katanya. Mesin sendiri juga dapat dirakit dan digunakan dalam skala kecil maupun besar tergantung pada energi yang dibutuhkan. Potensi penggunaan energi pun bisa diterapkan di banyak negara terutama yang memiliki kawasan pantai.

Dibandingkan dengan energi angin atau matahari, energi gelombang laut kerapatannya jauh lebih tinggi. Peneliti yang sama dari OSU, Alan Wallace menyebutkan penyediaan energi gelombang ini dengan hanya 200 buoy yang diapungkan, satu buah pelabuhan atau kota besar seperti Portland sudah dapat memanfaatkan energinya dengan sangat melimpah tanpa harus menarik bayaran.

Peneliti percaya jika hasil penelitian tersebut benar-benar di optimalkan di sepanjang pantai, seluruh energi listrik di dunia sudah bisa terpenuhi. ”Jumlah ini ditaksir hanya mengambil 0,2 persen energi pantai,” kata Alan. Keyakinannya semakin lebih diperkuat dengan efisiensi penghasilan energi yang tinggi dan besar, energi gelombang laut ini bisa menjadi energi utama pengganti energi sekarang.

Di samping nilai ekonomis yang cukup menjanjikan ada hal-hal lain yang dapat memberikan keuntungan di bidang lingkungan hidup. Energi ini lebih ramah lingkungan, tidak menimbulkan polusi suara, emisi CO2, maupun polusi visual dan sekaligus mampu memberikan ruang kepada kehidupan laut untuk membentuk koloni terumbu karang di sepanjang jangkar yang ditanam di dasar laut. Pada kasus-kasus seperti ini biasanya lebih menguntungkan karena ikan dan binatang laut selalu lebih banyak berkumpul.

Penempatan buay dengan ukuran yang tidak terlalu besar juga tidak mengganggu pelayaran. Rata-rata dengan besar buoy kurang dari dua meter, kapal besar atau kecil bisa melihat objek tersebut dan dapat menghindarinya.

Komentar»

1. puspa - Februari 25, 2008

tolong donk informasimya yang lebih rinci lagi ya

2. Anonim - Maret 4, 2008

Indonesia dengan 70% wilayah laut sangat ppotensial untuk mengembangkan energi ini keseluruh wilayah Indonesia dan dengan cara ini kita tidak akan tergantung lagi pada PLN yang sering byar pet.

3. venisa - Maret 24, 2008

kurang memuskan ya……..
yang lebih menarik dan membuat yang baca jadi pinter dunk bukan kayak gini!

4. EZRALDO - Juli 16, 2008

penjelasannya lebih detail lagi donk ,karna saya kepengen tahu lebih dalam lagi mengenai energi gelombang laut karna saya sendiri juga peneliti gelombang laut yang bernama “TIM RISET GELOMBANG LAUT UKI”
Mudah 2 penelitian kita tidak sia 2 dan dpat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya Indonesia.thx

5. Ibnu Maulana - Maret 25, 2009

Selamat malam….

a.. maaf saya ingin mngetahui lebih dalam konstruksi alat yang saudara paparkan. saya tertarik dan penasaran…

6. hasan - Juni 20, 2009

tolong informasinya yang lebih jelas lagi, ya…!
kalau bisa tambahin gambarnya dong..!


Tinggalkan komentar