Nasehat ke anak Januari 23, 2020
Posted by agusdd in science.trackback
“Hai bang, rajinlah shalat tepat waktu tanpa ada yang menyuruhmu lagi. Mau tau alasannya?”
“Iya” kata dia.
“Emang selama ini yang abang tau apa?”
“Ya shalat aja, kalo azan kemasjid”
“Sudah????”
“Karena itu perintah agama”
“Yang lain lagi?”
“Itu perbuatan baik”
“Trus?”
“Mendapat pujian”
“Trus?”
“Nggak tau abi…” berkaca-kaca bingung cari jawaban lagi
Saya pun tertawa. Lalu saya pun cerita.
“Lihat ni ya, coba sambil abang pikirkan. Kalo jawaban abang seperti itu, yang karena rukun islam, sesuai dicontohkan Nabi, itu perbuatan baik.. dst, itu tandanya, abang masih berpikir bahwa itu adalah kewajiban.”
“Maksudnya?”
“Itu karena abang takut, kalo tidak maka akan dimarahi, dapat nilai jelek, dicap jadi anak durhaka, tidak soleh dst… iya nggak?”
“Bener juga si?”
“Itu yang harus diubah”
“Shalat jangan karena perintah atau nunggu ada azan”
“Anggaplah shalat itu kebutuhan abang, seperti abang butuh makan, abang butuh sekolah”
“Coba sekarang buat apa abang sekolah? biar pinter, biar bisa mendapatkan pekerjaan, biar tidak dibohongi?”
“Janganlah berpikir begitu lagi. Kata Rosulullah, orang yang menutut ilmu karena iklas, dari mulai berangkat sampai pulangnya dia, itu sayap malaikat menaungi dari Timur sampai Barat. dan ingat, orang yang berilmu itu, dia lebih tinggi derajatnya dari orang tidak berilmu”
“Nggak paham abi”
“Karena abang masih berpikir. Makanya ketika dikasih tahu, ketika ada orang menyampaikan sesuai, lihat dan cermati perkataanya”
“Makanya abang nanya kan?” ujarnya membalas dengan pontanitas
“Tapi sebelum perkataan itu sampai di lidah, kan dia melewati proses dulu, lewat pikiran dan lalu hati abang. Iya nggak?”
“Maksudnya?”
“Contoh sebelum abang disuruh beli telur dan menjawab, ini ketika kondisinya pas lagi main game, abang kan berpikir dulu, abi umi marah nggak ya? jangan-jangan ntar malah nggak boleh main. Kira-kira bilang tidak atau mau ya. Iya nggak? itu kan lewat otak abang, abang berpikir terlebih dahulu. Lalu kalau pas kondisinya abi lagi sakit. Abang pasti akan berpikir, aduh kasihan abi lagi sakit ya, dibantu dulu ah atau biarin aja, abang pas lagi sakit juga disuruh-suruh, abang tolak aja ah. Biar abi tau rasa nggak enaknya. Betul nggak?”
“Itu namanya abang berpikir. Coba bandingkan kalo dipemikiran abang sebelum menjawab yes or no, ditambah faktor pengahayatan kondisi terkini akan positif atau negatifnya, penghayatan dari pengalaman selama abang sekolah, mencari sampai faktor x yang kira-kira abang sampai tidak menemukan jawabannya. Jadi sebelum menjawab yes or no, ditambah lagi prosesnya”
“Contohnya ni, kalo abang disuruh makan sayur, kenapa harus sayur?”
“Singkat cerita abang kan mikirnya sekarang rasa enak dan tidak enak, lalu akan menjawab nggak abi. Udah lalu nggak disentuh kan?”
“Sekarang abang sudah 10 tahun,bisa berpikir lebih jauh”
“Dulu abang makan sayur, tapi ntah kenapa menjadi tidak suka sayur. Sekarang kan sudah bisa berpikir. Coba lihat, kenapa sayur? itu diperlukan oleh tubuh abang. Wortel buat mata, singkong buat besi, bayam dan daun katu buat darah abang, pare biar abang awet muda. Buah jeruk biar abang nggak mudah sakit, biar kulit tidak mudah membusuk, dst…. Nah coba pikirkan, itu bisa digantikan tidak dengan makanan lain yang abang suka? ternyata jawabannya tidak. Artinya bagaimana, ya harus dicoba, sedikit demi sedikit, suka tidak suka karena itu dibutuhkan oleh tubuh abang supaya kuat. Kecuali pilihan akhirnya mau mati lebih cepat. Iya nggak? setelah bertambah proses berpikirnya tadi, abang jadi bisa menjawab dengan nada lebih lembut kan ke umi, iya nanti Rafi cicip ya umi. Ambil sedikit aja nggak papa, itu abang sudah mengalirkan pahala buat umi dan memberikan keuntungan untuk tubuh abang sendiri. Umi dan abi juga lebih suka, karena tentu anak abi akan lebih panjang umur, insyallah…”
“Paham???”
“Sekarang kenapa abang harus berilmu? ingat kata Rosulullah, jangan memikirkan mendapatkan pekerjaan dari sekolah abang. Tapi pelajari yang bermanfaat, yang abang suka. Karena masing-masing anak ada keahlian masing-masing. Abang tumbuh dengan cara abang sendiri. Rezeki dan pekerjaan sudah tahu jodohnya, pasti akan datang dengan sendirinya. Ya tentu saja abang harus berusaha, bukan berarti duduk dia akan datang. Rosulullah aja marah ketika ada sahabat yang lebih banyak duduk di masjid dan melupakan duniawi.”
“Ingat islam justru mengajarkan hiduplah seolah-olah kamu akan hidup selamanya. Kejarlah nikmat dunia. Tapi beribadahlah, seolah-olah kamu akan mati besok”
“Lalu kenapa ilmu dan ilmu apa yang harus dipelajari? ya apa saja, abang tidak dibatasi menjadi seorang teknik, dokter, seniman, kurator, artis, ilmuwan, atau petani dan tukang kebun sekalipun”
“Jangan pernah menutup mata terhadap pekerjaan yang buruk, karena Allah swt tidak ada menciptakan sesuatu makhluk apapun tanpa maksud dan kebaikan”
“Nyamuk, itu biar abang bisa bangun untuk shalat, biar abang darahnya berkurang dan dicuci karena selama ini nggak pernah donor darah kan. Dari nyamuk juga kita terinspirasi jarum suntik yang aman. Kupu-kupu, lebah, apa gunakan, itu membantu penyerbukan agar kehidupan ini berwarna warni.”
“Lalu balik lagi ke shalat tadi, ketika abang makin berilmu kenapa shalat dan tepat waktu dan tanpa diperintah tapi kebutuhan? dari mana logikanya kita shalat kebutuhan kita”
“Dari mana?”
“Nggak tahu abi, belum nyampe.” ujarnya menjawab singkat
“Karena kata Allah swt, dalam segala ciptaan Allah swt disitulah terdapat ayat-ayat-Nya. Al-Quran bilang, berkali-kali ditekankan, ayat-ayat-Ku hanya buat mereka yang berpikir. Sekarang pertanyaanya, abang sudah berpikir sampai sejauh mana? seperti Nabi Ibrahim yang melihat bintang-bintang? dan mendapat petunjuk? tidak kan”
“Kenapa shalat menjadi penting penekanannya. Karena disitu adalah tiang agama. Abang tau tiang? tiang itu yang menyangga bangunnan. Tanpa tiang, bangunan runtuh. Abang tau ciri orang beriman? dia akan bergetar lubuk hatinya ketika disebut nama Allah swt. Artinya abang, ketika sebelum waktu shalat aja abang sudah tergerak hatinya, bahkan sebelum tidur saja hatinya sudah memberi tahu besok subuh itu jam 5 saya harus bangun, itu ada petunjuk orang beriman.”
“Artinya apa, ini anak yang disiplin dan berkomitmen Tau artinya?”
“nggak nyambung.” katanya.
“Di sinilah letak abang harus menggali pemikiran lebih dalam dan belajar berbagai macam ilmu mulai dari BIOLOGI, SOSIAL, dst…”
“Apalagi hubungannya abi?” dia balik nanya.
“Itulah hubungannya, untuk menambah filter-filter dan faktor x tadi abang berpikir, abang harus berilmu, dan itu hanya bisa abang dapatkan kalo sekolah terus dan menerus, belajar tanpa henti… S1, S2, S3 dst…”
“Dan ingat kata Rosulullah, ilmu yang bermanfaat yang akan mendatangkan pahala mengalir tanpa batas, bukan hanya karena abang pintar sendiri.”
“Disitulah rahasia shalat. Orang sukses itu bila shalatnya benar. Makanya shalat itu mencegah hal-hal tidak baik”.
“Kok bisa? ya karena abang pinter disekolah, dimata pelajaran, itu hanya sebagian dari kunci kesuksesan abang.”
“Pintar itu hanya satu lo… yang lain, bagaimana kemampuan abang berkomunikasi, abang pintar bergaul atau tidak, kreatif atau penuh trobosan, abang menjadi orang yang ulet atau gampang menyerah, menjadi orang yang punya berkomitmen dan disiplin, orang yang suka menepati janji atau tidak, abang punya jiwa kepemimpinan atau tidak, selalu punya ide-ide briliant, suka bersedekah dst… menjadi bagian dari faktor-faktor lain yang menentukan kesuksesan abang. ”
“Jadi ingat, pintar itu hanya salah satu dari berbagai faktor lain. Tapi meski faktor-faktor itu menentukan 98 persen dari kemungkinan abang untuk sukses, ada satu faktor yang mungkin hanya dua persen tapi dampaknya besar sekali. Apa itu?”
“Apa bi?”
“Tebak coba”
lamaaa…………….dan terakhir geleng kepala
“Jawabannya keberuntungan. Orang yang beruntung seperti umimu, akan berbeda cerita.”
“Dalam dunia kerja juga banyak orang pintar yang justru menjadi boneka mereka yang tidak lulus sekolah. Bahkan miliarder dunia itu, katanya juga bukan orang pintar-pintar. Tapi orang yang pintar menunjuk orang pintar untuk ditempatkan pada posisinya. Nah disitulah abang berlatih menjadi pemimpin. Makanya kalo hidup di dunia ini, jangan hanya asik main HP, mainlah sama teman-teman, itu melatih motorik sekaligus kemampuan abang mengatur emosi, dunia sosial, dan kepemimpinan abang. Itu tidak akan didapatkan disekolah karena berbeda kulturnya.”
“Pintar dan shalatnya tidak benar, juga bisa menumpulkan masalah besar. Itu makanya Allah swt bilang, ada orang rakus yang tidak ada habisnya. Emang, orang yang korupsi itu orang bodo, kan bukan, itu orang pintar. Abang tau korupsi?”
“Iya, nyolong duit kan?”
“Bukan hanya duit, orang yang mengambil hak orang lain itulah korupsi. Bisa korupsi waktu, bisa korupsi jalan, bisa korupsi kebijakan, dst… katanya aji mumpung. Karena dia mengambil kesempatan. ”
“Taruhlah sekarang abang monyet, abang ditaruh dikebun penuh buah, ada pisang dst.. tapi disitu ada tambang berlian atau bahkan mungkin ada hanya satu butir batu delima punya putri inggris misalnya yang jatuh. Sebagai monyet, apa yang akan abang lakukan? ingat monyet ya…”
“Ambil buah-buahan dan pisangnya, makan…”
“Lalu…”
“Ya makan terus”
“Kalo kenyang”
“Pergi kali ya..?”
“Itu tandanya monyet bodoh, nggak punya ilmu. Coba kalo itu manusia, yang diambil bisa saja alat berat, dibuldozer buahnya diambil delima dan berlian yang ada. Dibeli lahan sekitarnya, diakuisisi lingkungannya, dibikin pasar buah-buahan, bikin lagi, investasi lagi, terus dst…iya nggak?”
“Iya nggak, kenapa?”
“Karena manusia punya akal dan pengetahuan.”
“Jadi kalo shalat abang bener, itu bener semua karena Allah swt itu Maha Tahu”
“Tidak ada orang bekerja yang mencuri, membodohi temannya atau rakyatnya sendiri, karena itu hanya jalan dia untuk hidup lebih baik di akhirat nanti”
“Jadi meski abang pintar di 98 persen tadi tapi kalo abang tidak beruntung dan kurang sedekah, ya hasilnya sama aja. Abang tetap menjadi sebuah poin dalam papan catur. Tahu catur? ibaratnya abang hanya menjadi penonton youtube yang dimonetisasi oleh si creator.”
Komentar»
No comments yet — be the first.