Busway Juni 14, 2008
Posted by agusdd in lihat sekelilingku, Teoriku.trackback
Gw hari ini mau pulang abis ada workshop di Bogor. Sudah lelah, cape dan pikiranku penat, ada saja masalah. Aku kesorean hingga akhirnya aku g shalat ashar. Baru kali ini aku tinggal shalat. Itu karena Busway.
Aku mau komentar betapa buruknya sistem transportasi kita. Meski busway yang dibanggakan bagus, menurutku semuanya omong kosong doang. ya.. mungkin gw lagi tersakiti. tapi ini teoriku
Kata gue pertama adalah manusia menjadi bodoh karena egoisme sesaat. Kedua manusia menjadi tidak berguna karena tidak menghargai hak orang lain. Ketiga, manusia menjadi hewan karena berpikir dirinya sok hebat.
Faktanya aadalah, saya sore ini diterminal satu jam. Saya tdk sholat ashar. Saya turun dr busway karena dibilang busway lama karena ada masalah pengisian BBG. Akibatnya adalah, di BBG terjadi antrian Busway yang cukup panjang. Ngantri dg ukuran luar biasa karena antri jm 11 siang br dapet gas puku 5 sore. Keterlaluan kan, siapa yg salah?
Kedua karena antri itu, penumpaang busway jg menjadi terlantar. Berkurangnya kendaraan yang beroperasi menyebabkan siklus pengangkutan penumpang menjadi jam2an. Siapa yang terlantar?
Ketiga, didepan terminal ini terlihat puluhan kendaraan umum berjejer, berhenti, antri, tidak berjalan tapi bukan demo, dan tidak terlihat seorangpun naik. Lalu lintas sangat sepi dan kendaraan umum ini berhenti seolah-olah parkir.
Keempat,kendaraan yang bernama busway dari jalur lain yg lewat dilokasi yg sama, laluu lalang kosong tanpa penumpang. Anehnya, meski sudah jelas dengan mata telanjang tanpa melotot sekalipun terlihat puluhan penumpang berdiri bgt banyak, tp tidak satu pun busway itu dialihkan jalurnya untuk mengatasi kegalauan rasa menunggu para penumpang. Kami sebagai konsumen, hanya bertanya, kenapa, apa g bisa y jalur busway yang kosong ini dialihkan.
Kelima, terlihat bgt banyak petugas busway yang memegang HT (alat komunikasi bebas antar staf). Seharusnya, alat ini dipakai untuk mengatur komunikasi oeprasi jalur setiap kendaraan sesuai dengan kadar penumpang. Tp apa yg terjadi, sepertinya para pegawai ini hanya melaksanakan perintah, tidak berani berinisiatif untuk mengalihkan jalur kosong tersebut ke jalur padat.
Keenam, konsumen alias penumpang, adalah pengguna yang menjadi pasar bagi dua kendaraan ini, busway dan kendaraan umum lain, tapi, kami tidak mendapatkan servis dengan baik. Kami masih dianggap barang, bkn manusia dan ditelantarkan bgt saja. Terasa bagaimana para penumpang busway mengantri tanpa tempat yang nyaman dan jalur yang tegas. Sementara itu, kami penumpang kendaraan umum yang sepii juga harus menunggu berjam-jam untuk penummpang lain. Padahal disatu sisi penumpang busway yang sebenarnya dengan tujuan yg sama dengan penumpang kendaraan umum pun tidak kalah jauh berbeda.
tragis :0 yah ini nasib2 sama2 pegawai busway
tapi gue juga melihat untuk gak naik busway harus siksa pegawia, dan rela gak terlantar
sebab sepertinya untuk bisa hidup enak harus kejam dan latihan feodal ala pemerintah
coba proyek busway, yang kerja project tajir gak, kita yang ngantri kaya kambing