Jangan tanya alasan karena cinta April 13, 2008
Posted by agusdd in Tentang cinta.trackback
Diam itu bukan solusi. Untuk menjawab “Aku haus” diriku tidak akan pernah tau jika tidak bertanya. Sama dengan ketika “Aku sakit”, tidak akan ada yang pernah tahu seperti apa itu rasa sakitnya sebelum aku menggambarkanny. “Aku lapar” juga tidak akan pernah kau ketahui sebelum aku memberitahumu, sayangnya dalam rasa lapar itu aku harus menahannya demi tidak menambah rasa sakitku. Begitupula si sakit, banyak yang tahu jika lidahku ini tidak lagi sempurna mengecam rasa manis, pahit, getir. Sayangnya demi rasa hati yang tidak bisa dipahami ini orang melebihkannya hingga mematikan rasa lidahku yang sakit ini.
Jika penyesalan datang
Tidak perlu berkata banyak, karena memang rasa itu tidak bisa dilebihkan.
Rasa hina juga terkadang muncul meski kita berusaha menyayangi. Mencoba memberikan perhatian yang besar namun semuanya salah. Ibaratnya adalah cinta itu benci. Saat dekat, dengan rasa cinta itu kita sering memaki, namun ketika jauh cinta itulah yang dicari. “Rindu, kangen, sayang, gelisah dan cemas muncul dalam hati”.
Sudah umum jika rasa tidak tega seperti ini muncul karena orang yang dicintai tidak ada disisi. Ungkapan rasa cinta ini akan menjadi penyesalan yang sangat mendalam jika si pengisi hati tidak ada lagi di dunia ini.
“Menyesal, mengapa aku dulu tidak selalu disampingnya dan menuruti apa katanya. Aku tahu, salah kami adalah tidak ada pengertian. Aku pun tahu aku adalah orang yang keras kepala. Aku sungguh menyesal semua ini terjadi, mengapa….???”
Tapi yang ada dipikiran itu salah. Cinta bukanlah penyesalan. Cinta itu belajar memahami, bukan dalam diri tp dalam hati. Boleh hanya dengan berdiam diri, tetapi belum tentu akan dimengerti oleh sang pecinta. Jika sudah seperti ini bagaimana sang pecinta bisa memahami.
Bukan untuk dipilih
Berkata tentang cinta itu adalah sebuah keputusan. Cinta bukanlah sebuah pilihan. “Aku memilih yang cantik, baik hati, anggun, ….” semuanya tidak akan kunjung usai. Begitu banyak orang didunia ini semuanya punya kepribadian masing-masing. Menunggu kapan kita memilih mana yang sesuai, rasa cinta itu akan keburu pergi. Maka, ketetapan hati itu adalah keputusan yang terbaik. Jangan lagi memilih.
“Siapa elu, Siape gue, Siapa aja deh” itu adalah penggambaran yang tepat. Ketika umur kita dibawah 30 tahun, masih banyak yang menerapkan penggalan pertama.
Siape elu
Egois memang, tapi itu wajar. Orang muda, dan jika ia merasa dirinya adalah yang terbaik, pasti akan menetapkan karakter setinggi-tingginya. Masih banyak waktu dan umur digunakan sebagai dasar pilihan. Sayangnya jika terlalu banyak membuang waktu, semuanya akan percuma. “Elu tidak akan pernah datang pada gue” karena memang dalam dunia nyata ini begitu banyak kisah yang bukan si cinderella. Jadi jangan tunggu penyesalan datang, namun lebih baik menyadari jika keputusan tetap ada ditangan.
Siape gue
Sulit memilih bukan berarti tidak bisa membuat keputusan. Menikah seharusnya mulai ditetapkan dalam pikiran, apakah itu adalah sebuah keputusan atau memang bukan tujuan akhir. Banyak pertimbangan yang mendasari. Sama seperti Anda merasa haus, lapar atau marah. Keputusan akan makan sekarang, minum, atau justru memilih untuk membanting piring dan gelas hingga akhirnya tidak makan atau minum juga bisa dilakukan saat itu juga, namun juga pilihan bisa jatuh dikemudin hari tergantung dari sebesar mana kebutuhan atau intensitas dalam hati.
Hal ini akan dialami oleh para pecinta yang sudah memasuki umur. Koreksi terhadap sikap diri mulai dipahami. Pilihan jatuh pada siapa akhirnya mulai tidak lagi dipertimbangkan. Tak lagi menjadi soal siapa dia dan harus seperti apa. Cinta dapat dipilih, hidup dengan pendamping atau tidak sama sekali.
Siapa aja deh
Ini menjadi alternatif bagi pencari cinta yang tak kunjung tiba menemukan pasangannya. Akibat terlalu tinggi dan terlalu banyak memilih, pecinta yang diharapkan tidak lagi datang. So, siapa aja deh, boleh.
“Tidak, hidup tidak seperti itu”.
Makna cinta
Cinta itu adalah anugerah. Sebagian orang juga memaknai dengan arti berbeda. Ada yang bilang cinta itu ungkapan perasaan, pengorbanan, perjuangan, ungkapan rasa kasih sayang, ungkapan rasa rindu, wujud dari penyatuan dua insan yang saling melengkapi, pintu menuju kebahagiaan, dan juga dimaknai sebagai sebuah rasa dimana satu orang tidak akan merasa hidup jika pasangan yang diimpikannya tidak ada disisi.
Karena urusan cinta ini banyak orang menjadi gila dan rela melakukan hal-hal gila. Dalam jumlah kecil beberapa diantaranya malah ada yang rela membakar diri hingga akhirnya mati. Bahkan karena untuk menjaga ungkapan rasa cinta dan kasih sayang kepada si anak agar nanti dimasa hidupnya anak tidak hidup susah, seorang ibu bahkan relah membunuh anaknya sendiri.
Anak juga kini semakin berani membentak orang tuanya. Sebenarnya anak ini adalah yang paling dicintai orangtuanya.
Tak banyak yang tahu
Pada hati manusia, rasa sayang memang terkunci dengan kemarahan, gengsi dan rasa egois. Rasa cinta ini bahkan bisa tertutupi jika telah mengeras hati. Memang memilukan, tapi tak banyak yang tahu.
Pengorbanan dalam cinta pun tidak pernah dianggap berarti sama antara sang pecinta dan pembericinta. Meski berbicara dalam hal cinta, tapi dua pelaku cinta saling memaknai kata cinta dengan dua arti yang beda. Kadang satu merasa kesakita. Kadang juga karena tidak seimbang akhirnya kesakitan menggantikan rasa cinta itu. Cinta pun pergi. Kita kembali ke cerita awal dimana akhirnya cinta itu menjadi siklus yang juga sebuah kehidupan. Sungguh kasihan cinta, karena ketidakpahaman, namun cinta selalu dipersalahkan.
wah….bagoesssss
adasatu lagi ni rekan adek yang bisa filsafat cinta..
hehehe…apapun itu sayang
apapun kesulitan nya
sekali lagi adek akan mengatakan..”i Love U”
dan itu akan terus adek katakan
Aku jatuh cinta kepada Maia estianti