Zat Pencemar Sebabkan Perilaku Aneh

Tak hanya pada burung dan tikus, peneliti juga melakukan penelitian ini pada jenis ikan, salamander, monyet, kodok dan siput. Masing-masing hewan menggambarkan ciri yang berbeda dibandingkan perilaku normal tanpa tercemar insektisida.

Tim penelitian dari berbagai negara dalam publikasi newscientist mengungkap polusi kini secara signifikan telah berpengaruh buruk pada perkembangan hewan. Dimungkinkan pada manusia hal tersebut juga bisa terjadi namun tidak teramati secara pasti.

Tim riset yang membidangi masalah burung, menemukan beberapa jenis burung berperilaku aneh setelah terpapar pada jenis pestisida dalam kadartinggi. Sebagai contoh telur burung camar yang tercemar DDT dan menetaskan camar jantan, berusaha mengawini sesama jantan. Peneliti juga mendapati penurunan kemampuan berkicau turun hingga 50 persen. Perilaku aneh juga muncul pada kemampuan terbang, dan mencari makan.

Ahli biologi menyebutkan, untuk jenis pencemar timbal, banyak berpengaruh pada keseimbangan terbang burung. Jenis senyawa atrazine juga menjadi salah satu pencemar yang membuat hewan semakin hiperaktif. Bahkan regenerasi hewan-hewan tersebut juga patut diwaspadai pasalnya ditemukan, penurunan jumlah sperma pada hewan-hewan yang diteliti.

Disebutkan pula bahwa konsentrasi polutan yang berbeda bisa menimbulkan akibat berlainan. Sebagai contoh misalnya, tikus jantan yang terekspos pestisida dalam dosis rendah, akan lebih sering menandai wilayahnya dengan bau-bauan, namun bila dosis pestisida ditingkatkan, tikus menjadi kehilangan perilaku itu sama sekali.

Tak hanya pada burung dan tikus, peneliti juga melakukan penelitian ini pada jenis ikan, salamander, monyet, kodok dan siput. Masing-masing hewan menggambarkan ciri yang berbeda dibandingkan perilaku normal tanpa tercemar insektisida.