Kelud Si Raja Debu November 4, 2007
Posted by agusdd in Sejarah.trackback
Bersyukurlah jika saat ini para ahli menuturkan di banyak media bahwa status gunung Kelud sudah mulai menunjukkan penurunan. Bagi Anda yang belum mengetahui lokasi tepatnya gunung Kelud ini, secara administrasi berada di wilayah Jawa Timu, perbatasan antara Kabupaten Kediri dan Blitar. Tingginya 1.731 meter dari permukaan laut. Gunung ini termasuk gunung strato andesitik yang masih aktif.
Jika masuk ke klasifikasi gunung strato, maka Kelud adalah termasuk gunung yang letusannya bisa membuat heboh. Sebagai contoh gunung klasifikasi strato lain yang sempat membuat perubahan iklim dunia ini berubah adalah Krakatau. Letusannya pada tahun 1883 dikenal sebagai letusan paling dahsyat dalam sejarah terukur. Bahkan konon kabarnya debu-debu yang beterbangan di angkasa baru turun lima tahun setelah gunung tersebut meletus. Tak heran jika banyak ahli menuturkan iklim dunia berubah dan suhu bumi pun turun hampir setengah derajat.
Tak hanya Krakatau, dalam sejarah yang pernah tercatat Indonesia juga menyimpan satu gunung yang letusannya menjadi misteri. Belum banyak publikasi ilmiah yang mempelajarinya. Namanya gunung Tambora. Gunung Tambora (atau Tomboro) adalah gunung stratovolcano aktif di pulau Sumbawa, Indonesia. Gunung ini terletak di dua kabupaten yaitu, kabupaten Dompu (sebagian kaki sisi selatan sampai barat laut, dan kabupaten Bima (bagian lereng sisi selatan hingga barat laut, dan kaki hingga puncak sisi timur hingga utara), provinsi Nusa Tenggara Barat.
Tercatat dalam sejarah, Tambora pernah meletus dengan kekuatan rangking I pada tahun 1815. Para ahli mengelompokkan, jika Krakatau yang letusannya sudah membuat heboh dengan korban lebih dari 36 ribu dengan kekuatan letusan tingkat 6, maka Tambora meletus empat kali lebih kuat pada skala tingkat ke tujuh. Di laporkan 92 ribu orang meninggal.
Lain lagi dengan Kelud, gunung ini hanyalah anakan kecil yang membuat sejarah di Indonesia. Meski tidak membuat ledakan yang terdengar hingga ribuan kilometer seperti Krakatau dan Tambora, Kelud cukup membuat pusing masyarakat Indonesia, khususnya bagi mereka yang tinggal di kepulauan Jawa hingga Bali.
Di abad ke-15, Gunung Kelud pernah meletus dengan korban mencapai 15 ribu jiwa. Karena gunung ini sangat aktif, dalam hitungan puluhan tahun, banyak letusan berikutnya terjadi dan masih menimbulkan banyak korban. Kemudian pada abad ke-20 kembali letusan terjadi pada tahun 1901, 1919, 1951, 1966, dan 1990. Pola ini membawa para ahli mengatakan gunung api ini memiliki siklus 15 tahunan. Tahun ini, aktivitas gunung ini kembali meningkat pada akhir September lalu dan masih terus berlanjut hingga sekarang.
Sejumlah isyarat yang menunjukkan Gunung Kelud bakal meletus adalah kandungan CO2 yang mencapai 344 ton per hari. Normalnya hanya berkisar antara 40-100 ton per hari. Terjadinya penurunan tanah sedalam 20 sentimeter, perubahan warna air kawah dan suhunya yang mencapai 38.4 derajat Celcius di kedalaman 15 meter. Ketika terakhir kali meletus, suhu danau ini mencapai 40 derajat Celsius. Namun Kepala Tim Tanggap Darurat Gunung Kelud, Kristianto mengatakan Suhu tersebut bukanlah satu-satuny indicator kapan gunung akan meletus.
Meski tercatat pada 10 Februari 1990 terakhir kali gunung ini meletus dan menimbulkan beberapa puluh korban jiwa, namun dari sejarahnya Kelud patut diwaspadai. Tahun 1901 gunung ini meletus, penyebaran abunya sampai terdeteksi di Serang. Peta yang dibuat oleh Kemmerling ketika memetakan letusan Kelud tahun 1921, hampir sebagian pulau Jawa terhujani abu akibat letusan gunung ini.
Berikutnya pada tahun 1919, letusan gunung Kelud terpetakan menyebabkan hujan abu yang luas terbagi dalam dua sapuan. Sebagian menyebar ke bagian Barat Sampai ke daerah Bandung dan ke Wilayah Timur sampai Pulau bali. Sementara pada tahun 1990, letusan gunung yang terjadi memuntahkan material lahar dan debu hanya dalam jarak dekat.
Ciri dan Wilayah Bahaya Letusan Gunung Kelud
Gunung Kelud memiliki ketinggian 1.731 meter. Dalam sejarahnya sejak tahun 1000 hingga abad 20 lebih dari 10 kali Gunung Kelud meletus. Dari data yang dilansir Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 5 kali letusan terjadi pada tahun 1901, 1919, 1951, 1966 dan 1990 dengan jumlah korban mencapai 5.400 jiwa.
Catatan dalam sejarah letusan, Gunung Kelud umumnya berlangsung singkat. Ada dua macam ciri letusan Gunung Kelud, yaitu letusan Semi Magmatik dan letusan Magmatik. Letusan Semi Magmatik dicirikan dengan letusan freatik yang terjadi akibat penguapan air danau kawah yang merembes melalui rekahan pada dasar danau kawah dan kemudian dihembuskan diatas permukaan. Letusan ini umumnya mengawali aktivitas Gunung Kelud, terutama memicu terjadinya letusan magmatik.
Pada jenis letusan kedua, letusan magmatik, merupakan letusan yang menghasilkan gunung api baru berupa lava, jatuhan piroklastik, dan aliran piroklastik. Umumnya bersifat eksplosif yang dipengaruhi penambahan kandungan gas vulkanik disertai meningkatnya energi letusan terutama energi panas.
Untuk mencegah timbulnya korban yang besar akibat letusan, Gunung Kelud telah dibagi dalam tiga zone wilayah bahaya. Radius 5 kilometer dari kawah dengan luas 91 km2 disebut sebagai daerah terlarang. Pada wilayah ini saat terjadi letusan maka sangat besar sekali ancaman hujan bom (batuan besar) dan batuan kecil (lapili), awan panas, lahar letusan dan lahar hujan sangat besar terjadi. Daerah kedua berada di radius 10 km dari kawah dengan luas 223 km2. daerah ini disebut zone bahaya I. saat letusan terjadi diprediksi zone bahaya I akan mengalami ancaman hujan bom dan batuan. Zone ketiga adalah kawasan bahaya II. Daerah ini meliputi bantaran sungai-sungai lahar yang luasnya 56 km2. bagi masyarakat yang berada di zone ini ancaman bahaya yang mendekat adalah lahar sekunder.
Akibat letusan Gunung Kelud yang terjadi pada tahun 1966 terbentuk dasar kawah baru yang lebih rendah 79 meter dan meningkatkan volume air dari 1,8 juta meter kubik menjadi 21,6 juta meter kubik. Akibat letusan ini 210 orang menjadi korban. Sebelum menjelang letusan terjadi gempa, air danau berubah dari berwarna hijau tua berubah menjadi hijau kekuningan dan perubahan itu merata di seluruh permukaan danau. Dua hari menjelang letusan air danau kembali berubah.
Letusan terakhir pada tahun pada Februari 1990, menyebabkan ratusan rumah rusak dan 32 orang warga menjadi korban. Ini dikarenakan hujan abu. Tahap awal letusan terjadi sebaran abu tipis disekitar puncak dan disertai dengan lemparan pasir, lapilli dan batu yang tersebar pada radius 3,5 Km. Intensitas danau meningkat 4 kali lipat dari rata-rata ambang batas sebelumnya.
Sejarah Letusan Gunung Kelud
Waktu |
Korban/Kerugiann |
Keterangan |
1586 |
Jumlah korban diperkirakan mencapai 10 000 orang. |
· Letusan terbesar dalam catatan sejarah Gunung Kelud dimana waktu itu terjadi hampir semua karakter erupsi. · Letusan tahun 1856 itu diperkirakan memiliki kekuatan Volcanic Explosivity Index (VEI): 5. |
22-23 Mei 1901 (letusan pertama pukul 00.00-01.00 WIB) |
– |
· Asap letusan pekat membumbung dari kawah Kelud, kemudian hujan lapilli terjadi diikuti debu basah dan lumpur dan berlanjut hujan abu panas. · Air danau Kelud mendidih. · Di Kediri abu panas mulai turun sekitar pukul 03.30 dan bau belerang tercium di segala tempat. · Letusan terdengar sampai jarak jauh bahkan sampai di Pekalongan. · Distribusi hujan abu sampai mencapai Sukabumi dan Bogor. |
19-20 Mei 1919 (letusan utama pukul 01.15) |
5.160 orang meninggal dunia |
· Bencana terbesar yang diakibatkan oleh Gunung Kelud pada abad ke 20 · Saat letusan ditandai dengan suara dentuman amat keras · Saat letusan terjadi hujan abu dan juga hujan batu dan kerikil. · Dentuman amat keras bahkan terdengar sampai di Kalimantan. · Hujan abu menyebar akibat tiupan angin terutama ke arah timur, di Bali hujan abu terjadi pada tanggal 21 Mei 1919. |
31 Agustus 1951 |
7 orang meninggal dunia, 157 orang luka serta 320 ha perkebunan dan hutan rusak. |
· Sebelum letusan terjadi, gempa terasa sekitar 3 minggu. · Terlihat asap tebal berwarna putih keluar dari puncak dan disertai dengan gemuruh dan asap tebal kehitaman membumbung tinggi. · Selain itu hujan abu juga terjadi disertai hujan batu, hujan abu terjadi hingga Bandung. · Gejala menjelang letusan telah diamati sebelumnya yaitu suhu air kawah naik dari sekitar 28°C pada bulan Februari 1951 menjadi sekitar 40,8°C pada bulan Agustus 1951. |
26 April 1966 (pukul 20.15) |
Korban manusia berjumlah 210 orang di daerah Jatilengger dan Atas Kedawung. |
· Saat letusan, dasar kawah baru lebih rendah 79 m dan meningkatkan volume air dari 1,8 juta m3 menjadi 21,6 juta m3. · Sebelum letusan, terjadi gempa, air danau berubah warna dari hijau tua menjadi hijau kekuningan. · Dua hari menjelang letusan air danau kembali berubah. |
10 Februari 1990 |
Ratusan rumah rusak dan 32 orang warga menjadi korban. |
· Gejala menjelang letusan teramati pada bulan November 1989 yaitu adanya peningkatan suhu air danau kawah dari sekitar 31 – 34°C menjadi sekitar 35°C. · Tahap awal letusan terjadi sebaran abu tipis disekitar puncak dan disertai dengan lemparan pasir, lapilli dan batu yang tersebar pada radius 3,5 km. · Intensitas danau meningkat 4 kali lipat dari rata-rata ambang batas sebelumnya. |
Tentang Gunung Kelud:
· Memiliki ketinggian 1.731 m.
· Secara administratif terletak di perbatasan Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Malang.
· Jenis Gunung Kelud adalah gunung strato andesitik yang masih aktif.
· Letusan gunung Kelud umumnya berlangsung singkat, hal ini menampakkan adanya dapur magma yang kecil dengan kandungan energi letusan yang rendah yang menghasilkan piroklastik aliran dan piroklastik jatuhan (abu, lapilli, bom).
Jenis Letusan Gunung Kelud
Jenis |
Keterangan |
Letusan Semi Magmatik |
· Letusan freatik yang terjadi akibat penguapan air danau kawah yang merembes melalui rekahan pada dasar danau kawah dan kemudian dihembuskan diatas permukaan. · Letusan ini umumnya mengawali aktivitas Gunung Kelud, terutama memicu terjadinya letusan magmatik. |
Letusan Magmatik |
· Merupakan letusan yang menghasilkan rempah- rempah gunung api baru berupa lava, jatuhan piroklastik, dan aliran piroklastik. · Umumnya bersifat eksplosif yang dipengaruhi penambahan kandungan gas vulkanik disertai meningkatnya energi letusan terutama energi panas. |
Perbandingan Kekuatan Letusan Gunung Api
Nama Gunung |
Negara |
Tahun |
Kekuatan Letusan |
Korban Meninggal |
Tambora |
Indonesia |
1815 |
VEI=7 |
92.000 orang |
Santorini |
Yunani |
1628 |
VEI=6 |
– |
Krakatau |
Indonesia |
1883 |
VEI=6 |
36.400 orang |
Santa Maria |
Guatemala |
1902 |
VEI=6 |
6.000 orang |
Mount St. Helens |
Amerika Serikat |
980 |
VEI=5 |
57 orang |
Vesuvius |
Italia |
79 |
VEI=5 |
3.360 orang |
Pinatubo |
Filipina |
1991 |
VEI=5 |
932 orang |
Keunikan Gunung Kelud :
· Adanya danau kawah, dalamnya lebih dari 600 m dan mampu menyimpan air sampai 40 juta m3.
· Pada tahun 1907 pemerintah Belanda membuat sistem terowongan dan berhasil mengurangi air danau kawah sebanyak 4,3 juta m3.
· Pada tahun 1923, menyusul runtuhnya dinding trowongan, maka dibuatkan lagi 7 terowongan yang berhasil mengurangi jumlah air sampai menjadi 1,8 juta m3.
· Karena adanya danau air ini, maka pengamatan pada kedalaman magma sangat sulit. Dua gejala yang diamati adalah kenaikan suhu kawah, dan munculnya gelembung.
· Dapat juga menggunakan alat perekam getaran gempa volkanik, untuk menuntun dimana kira-kira puncak aliran lava saat ini.
Wilayah Bahaya di Sekitar Gunung Kelud
Status |
Lokasi |
Resiko Bencana |
Daerah Terlarang |
Radius 5 km dari kawah dengan luas 91 km2 |
Ancaman hujan bom dan rempah-rempah batuan, awan panas, lahar letusan dan lahar hujan. |
Daerah Bahaya I |
Radius 10 km dari kawah dengan luas 223 km2 |
Ancaman hujan bom dan rempah-rempah batuan. |
Daerah Bahaya II |
Daerah ini meliputi bantaran sungai-sungai lahar yang luasnya 56 km2. |
Ancaman lahar sekunder |
sumber data:
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
you are helping my job
OK.. siip
aku senang dgn sejarah tambora
he…..ciep…dec
anjing eu
okey,,,but saya msih bingung semburan debu itu sumbernya dari mna???