jump to navigation

Petir Semakin Mengerikan di Kota Besar Agustus 14, 2007

Posted by agusdd in science.
trackback

Ungkapan Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya nampaknya juga tepat untuk menggambarkan sifat petir. Hasil penelitian yang dipublikasikan oleh peneliti dari Baltimore menyebutkan petir antara di kota dan di desa cukup berbeda. Kesimpulan yang ditarik dalam satu periode penelitian pada 2004 lalu dikatakan umumnya petir di kota lebih besar dan menyebar sedangkan di desa tidak.

Alexandros A. Ntelekos dan James A. Smith dari Princeton University’s School of Engineering and Applied Science dari Baltimore telah mengamati selama musim semi berbagai jenis petir yang terjadi di kota-kota besar Amerika Serikat dan kemudian di disimulasikan dengan model komputer. Paling dahsyat hitungan dan petir-petir yang terjadi berada di kota Baltimore pada Juli 2004.

kilat1.jpg

Dalam pemodelan mereka diungkap bahwa kota Baltimore menunjukkan 30 persen lebih dari waktu hujan di daerah tersebut terjadi tidak di bagian yang dibangun gedung-gedung. Sementara badai yang terjadi paling kuat disebabkan oleh alam berlokasi di kota Princeton yang disebabkan oleh perubahan lingkungan selama siklus.

Intensitas badai yang terjadi pada 2004 di kota Baltimore sangatlah jarang terjadi berdasarkan data sejak 200 tahun. Meskipun demikian perubahan iklim dipastikan ikut menyumbang peningkatan frekuensi terjadinya gejala tersebut berdasarkan laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC).

“Hujan yang terjadi, sebenarnya mencuci awan dan atmosfer dari peningkatan dan menghangatnya suhu global karena efek rumah kaca,” kata Michael Oppenheimer, penulis laporan dalam IPCC bersama dengan Albert G. Milbank, Profesor Geosciences and International Affairs, Princeton.

Dalam penelitian dikatakan hal tersebut hanyalah sebagian dalam mengkombinasikan antara teknik, pegalaman sosial dan memprediksi masa depan ketika menghadapi pemanasan global yang semakin parah. Seperti diamati di Kota New York, kata Smith, badai biasanya terjadi saat hujan dengan intensitas 3 inchi selama satu jam, dan pada 2004 badai terjadi dengan intensitas hujan enam inchi selama dua jam.

“Badai di New York adalah salah satu contoh yang menggambarkan iklim masa depan,”kata Oppenheimer. Selama pengamatan yang sama di Baltimore diketahui bahwa banyaknya petir yang menyambar selama dua jam sama banyaknya dalam satu tahun. Perbedaanya dalam kurun waktu terdekat sejak ramainya pemanasan global dibicarakan hingga penyelidikan pada 2004 lalu dilaporkan petir yang menyambar banyak terjadi di kota. Contoh kota lainnya yang paling banyak menyebarkan petir adalah Washington D C.

Ntelekos yang juga menjadi mahasiswa dalam ilmu teknologi dan kebijakan program lingkungan di Woodrow Wilson School’s Science mengungkapkan bahwa ada interaksi yang sangat kuat antara badai dan kota. Masalah kependudukan menurutnya, akan sangat terkait dengan pertumbuhan kota dan badai, sehingga hal ini harus di batasi dengan suatu kebijakan.

“Peningkatan intensitas badai yang jatuh ke kota meningkat dan diikuti dengan penyebaran petir ke berbagai penjuru,” kata Smith. Menurutnya hal tersebut cukup sangat berbahaya dan bisa mengganggu warga kota seperti akses telekomunikasi dan fasilitas teknologi diperkotaan.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh para ahli hidrologi tentang perubahan lingkungan dan peningkatan badai. Namun yang dicatat adalah tingkat rata-rata peningkatan hujan yang terjadi selama periode waktu tertentu. Sampai sekarang untuk pengamatan yang berkaitan langsung dengan badai belum bisa dilakukan tetap karena kurangnya alat untuk memantau.

Lebih meyakinkannya percobaan yang dilakukan oleh Smith dan Ntelekos juga di dukung antara lain dengan faktor informasi seperti hujan, awan dan udara disekeliling badai ketika terjadi petir. Data tersebut kemudian mereka kombinasikan dengan permodelan komputer untuk melihat peningkatan badai dan penyebaran petir yang terjadi.

Kesimpulannya memang sangat mengejutkan, sebagai contoh sebuah kota tetangga juga dapat berpengaruh terhadap tingkah laku badai. Mereka menunjukkan seperti badai di Baltimore sebagian besar badainya disebabkan oleh pusat kota urban seperti Washington.

Agus DD/ Jurnal Nasional

Komentar»

1. cie maniez - Agustus 14, 2007

Hm…boleh juga tulisan untuk yang pertama di blog. well get’s started baby, ayo tunjukkan ekspresimu dalam menulis. kita nantikan tulisan selanjutnya ya…

2. suci - Agustus 15, 2007

gile, Gus…ramalan loe jitu juga ya…baru nulis petir..eh malam tadi jakarta nongol tu petir. itu jarang-jarang banget loh, gua ngeliat petir di Jakarta. bukan petir biasa tentunya, tetapi petir tegak lurus ke permukaan tanah gitu. biasanya kan petir jalan tuh…wah hati2 dong nulisnya, tar nulis gedung runtuh, ada pula lagi gedung di Jakarta runtuh. loe peramal ya….hehehehe

3. Anwar Ashari - April 23, 2009

Saya juga pernah melihat petir yang menyebar. Seseorang di depan saya nampak dihujani serpihan api petir. suasana di tempat itu sudah berbau mesiu. Lalu setelah hujan reda, barulah saya tahu bahwa antena radio mass fm panyabungan telah roboh dihantam petir. padahal jarak antara orang yang tersiram api petir dan antena radio itu ada sekitar 100 meter. Itu tandanya bahwa petir itu terkadang menyebar.
Comment dari Penulis buku haji berjudul 40 HARI DI TANAH SUCI


Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: